Kritik dan Esai puisi "Ke Kawah Putih" karya M.Shoim Anwar


           Ke Kawah Putih

kujilati punuk-punuk Soreang
sawah-sawah berpetak di kaki  gunung
rumah-rumah di jauh sana
seperti masa depan yang tenang  dan sunyi
petani dan kerbau masih mencumbu nasib
melawan gedung-gedung yang tak kuasa ditampik

ke terminal Cipede kuangankan
bersama para pindang dalam angkot yang pengap
Kawah Putih yang jauh
Sejauh langkah penyair yang terus menggarap sajak-sajaknya
telah kau sisihkan sekolah pertanianmu
sebab tanah moyangmu terus mengerut
jadi semburat tumpukan semen dan batu bata
seperti nasib kita
Kawah Putih beralih ke investor yang menggelontor
Lalu apa kerja orang-orang kantor?



Puisi yang berjudul "Ke Kawah Putih" Karya M.Shoim Anwar ini menceritakan tentang kecewanya seseorang terhadap perubahan desanya yang awalnya sejuk, asri, alami, berubah menjadi gedung-gedung tinggi yang penuh polusi, sepertinya puisi ini bertujuan untuk mengungkapkan kritikan pengarang terhadap keadaan bumi saat ini,  seperti dalam bait "tanah moyangmu terus mengerut
jadi semburat tumpukan semen dan batu bata", Kawah Putih beralih ke investor yang menggelontor
Lalu apa kerja orang-orang kantor?".
Puisi Karya M. Shoim Anwar yang berjudul "Ke Kawah Putih" ini hampir memiliki kesamaan dengan puisi-puisi karya M. Shoim anwar yang lainnya, Beliau pandai dalam memainkan diksi, pilihan kata yang tepat mampu membuat pembaca membayangkan apa yang ingin digambarkan/ disampaikan oleh pengarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik dan Esai lagu "Wonder Woman" Mulan Jameela

Kritik lagu ibu karya Iwan Fals